tag:blogger.com,1999:blog-7608623670278285162024-03-13T19:16:01.473-07:00RSUD Pasar ReboRSUD Pasar Rebohttp://www.blogger.com/profile/09709511596964283153noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-760862367027828516.post-24273974726702337072011-04-20T06:43:00.001-07:002011-04-20T06:43:43.662-07:00Limfadenitis Tuberkulosis ( TBC Kelenjar Getah Bening )<b><span lang="SV"><span style="color: red; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-size: large;">L</span>imfadenitis </span></b><span lang="SV">sendiri disebabkan oleh berbagai infeksi dari berbagai organisme, seperti bakteri, virus, protozoa, riketsia, dan jamur. Untuk penyebarannya ke kelenjar getah bening melalui infeksi pada kulit, hidung, telinga, dan mata</span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/goog_151756975"><span lang="SV" style="color: black;"></span></a><span lang="SV"><a href="http://www.blogger.com/%27http://majalahnh.com/index.php?option=com_jcomments&tmpl=component">Kelenjar getang bening</a>termasuk dalam susunan retikuloendotel, yang tersebar di seluruh tubuh. Kelenjar ini mempunyai fungsi penting berupa barier atau filter terhadap kuman – kuman / bakteri – bakteri yang masuk kedalam badan dan barier pula untuk sel – sel tumor ganas ( kanker ). Di samping itu bertugas pula membentuk sel-sel limfosit darah tepi.<a href="http://www.blogger.com/%27http://majalahnh.com/index.php?option=com_jcomments&tmpl=component">Limfadenitis</a> Tuberkulosis, suatu peradangan pada satu atau lebih kelenjar getah bening. Penyakit ini masuk dalam kategori tuberkolosis luar. Tuberkolosis sendiri dikenal sejak 1000 tahun sebelum Masehi seperti yang tertulis dalam kepustakaan Sanskrit kuno. Nama "tuberculosis" berasal dari kata tuberculum yang berarti benjolan kecil yang merupakan gambaran patologik khas pada penyakit ini. Nah, begitu juga dengan limfadenitis, penyakit ini ditandai benjolan pada bagian leher penderitanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<a href="" name="more"></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Siklus munculnya penyakit ini adalah bakteria dapat masuk melalui makanan ke rongga mulut dan melalui tonsil mencapai kelenjar limfa di leher, sering tanpa tanda TBC paru. Kelenjar yang sakit akan membengkak dan mungkin sedikit nyeri. Mungkin secara berangsur kelenjar di dekatnya satu demi satu terkena radang yang khas dan dingin ini. Di samping itu, dapat terjadi juga perilimfadenitis sehingga beberapa kelenjar melekat satu sama lain berbentuk massa. Bila mengenai kulit, kulit akan meradang, merah, bengkak, mungkin sedikit nyeri. Kulit akhirnya menipis dan jebol, mengeluarkan bahan keperti keju. Tukak yang terbentuk akan berwarna pucat dengan tepi membiru dan menggangsir, disertai sekret yang jernih. Tukak kronik itu dapat sembuh dan meninggalkan jaringan parut yang tipis atau berbintil-bintil. Suatu saat tukak meradang lagi dan mengeluarkan bahan seperti keju lagi, demikian berulang-ulang. Kulit seperti ini disebut skrofuloderma.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV"><a href="http://www.blogger.com/%27http://majalahnh.com/index.php?option=com_jcomments&tmpl=component">Limfadenitis</a>sendiri disebabkan oleh berbagai infeksi dari berbagai organisme, seperti bakteri, virus, protozoa, riketsia, dan jamur. Untuk penyebarannya ke kelenjar getah bening melalui infeksi pada kulit, hidung, telinga, dan mata. Selain itu, gejala untuk menganalisa apakah terkena penyakit ini adalah kelenjar getah bening yang terserang biasanya akan membesar dan jika diraba terasa lunak dan nyeri, selain itu gejala klinis yang timbul adalah demam, nyeri tekan, dan tanda radang. Kulit di atasnya terlihat merah dan terasa hangat, pembengkakan ini akan menyerupai daging tumbuh atau biasa disebut dengan tumor. Dan untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merujuk pada penyakit limfadenitis maka perlu adanya pengangkatan jaringan untuk pemeriksaan di bawah mikroskop.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Limfadenitis pada taraf parah disebut <a href="http://www.blogger.com/%27http://majalahnh.com/index.php?option=com_jcomments&tmpl=component">limfadenitis</a> kronis. Limfadenitis ini terjadi ketika penderita mengalami infeksi kronis, misal pada kondisi ketika seseorang dengan faringitis kronis akan ditemukan pembesaran kelenjar getah bening leher (limfadenitis). Pembesaran di sini ditandai oleh tanda radang yang sangat minimal dan tidak nyeri.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Pembesaran kronis yang spesifik dan masih banyak di Indonesia adalah akibat tuberkulosa. Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah benng, padat / keras, multiple dan dapat berkonglomerasi satu sama lain. Dapat pula sudah terjadi perkijuan seluruh kelenjar, sehingga kelenjar itu melunak seperti abses tetapi tidak nyeri seperti abses banal. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya sulit sembuh oleh karena keluar secara terus menerus sehingga seperti fistula.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Limfadenitis tuberculosa pada kelenjar getah bening dapat terjadi sedemikian rupa, besar dan konglomerasi sehingga leher penderita itu disebut seperti bull neck. Pada keadaan seperti ini kadang-kadang sulit dibedakan dengan limfoma malignum. Limfadenitis tuberkulosa diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologi, terutama yang tidak disertai oleh tuberkulosa paru.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Bakteri dalam tubuh memang ada yang menguntungkan namun juga ada pula yang merugikan. Nama-nama bakteri yang masuk dalam kategori bakteri penyebab limfadenitis adalah Streptokokus beta hemolitikus. Grup A atau stafilokokus aureus. Bakteri anaerob bila berhubungan dengan caries dentis (gigi berlubang) dan penyakit gusi. Difteri, Hemofilus influenza tipe b jarang menyebabkan hal ini. Bartonella henselae, mikrobakterium atipik dan tuberkulosis dan toksoplasma.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Secara umum, limfadenitis terdiri dari beberapa macam tergantung penyebabnya, yakni :· Limfadenitis submandibuler, disebabkan adanya sakit gigi atau karies dentis atau pula infeksi stomatitis yang menimbulkan adanya pembesaran kelenjar getah bening mandibuler.· Limfadenitis daerah aksila disebabkan adanya infeksi pada telapak tangan.· Limfadenitis dan inguinal, Paronichya di ibu jari kaki atau infeksi di kaki bagian bawah yang sering membuat rasa nyeri untuk berjalan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Selain proses pengobatan diatas, perlu diketahui pengobatan yang lain yakni pengobatan pada infeksi KGB (<a href="http://www.blogger.com/%27http://majalahnh.com/index.php?option=com_jcomments&tmpl=component">kelenjar getah bening</a>) oleh bakteri (limfadenitis) adalah antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap antibiotik golongan penisilin dapat diberikan cephalexin 25mg/kg (sampai dengan 500mg) tiga kali sehari atau eritromisin 15mg/kg (sampai 500mg) tiga kali sehari.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Bila anda ingin mencoba mendiagnosis apakah terjadi bengkak pada kelenjar getah bening Anda, maka alurnya seperti berikut :</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Untuk penyakit ini, terdapat beberapa cara pengobatan tergandung jenis organisme yang memunculkan penyakit tersebut. Salah satu di antaranya adalah dengan cara antibiotik per-ora (melalui mulut) atau intravena melalui pembuluh darah, jika jenis organismenya adalah bakteri. Jika untuk sekadar mengurangi rasa sakit, bisa melakukan pengompresan air hangat pada bagian kelanjar yang bengkak. </span>(And)</div>RSUD Pasar Rebohttp://www.blogger.com/profile/09709511596964283153noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-760862367027828516.post-199090185999328542011-04-20T06:16:00.000-07:002011-04-20T06:16:28.190-07:00Stroke, Pembunuh No.3 di Indonesia<span lang="SV">Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan <i>junk food</i> telah mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke.</span><br />
<div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Menurut Yayasan Stroke Indonesia (<b>Yastroki</b>), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. </span>Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.</span><br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Stroke termasuk penyakit <i>serebrovaskuler</i> (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (<i>infark serebral</i>) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV"> </span></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: black;">Mengenali Jenis-jenis Stroke </span></b></div><div style="text-align: justify;">Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu <b><i>stroke iskemik</i></b> maupun <b><i>stroke hemorragik</i></b>. Pada <b><i>stroke iskemik</i></b>, aliran darah ke otak terhenti karena <i>aterosklerosis</i> (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. <span lang="SV">Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Pada <b><i>stroke hemorragik</i></b>, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Pada <b><i>stroke iskemik</i></b>, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua <i>arteria karotis interna</i> dan dua <i>arteri vertebralis</i>. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Suatu <i>ateroma</i> (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah <i>arteri karotis</i> sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah <i>arteri karotis</i> dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Pembuluh darah <i>arteri karotis</i> dan <i>arteri vertebralis</i> beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut <b><i>emboli serebral</i></b> (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).</span></div><div style="text-align: justify;"><i><span lang="SV">Emboli lemak</span></i><span lang="SV"> jarang menyebabkan stroke. <i>Emboli lemak</i> terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya <i>kokain</i> dan <i>amfetamin</i>) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV"> </span></div><div style="color: black; text-align: justify;"><b><span lang="SV"> Ketahui Faktor Risiko Stroke</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Penyakit atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke disebut dengan Faktor Risiko Stroke. Penyakit tersebut di atas antara lain Hipertensi, Penyakit Jantung, Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah). Keadaan yang dapat menyebabkan stroke adalah usia lanjut, obesitas, merokok, suku bangsa (negro/spanyol), jenis kelamin (pria), kurang olah raga.</span></div><div style="text-align: justify;"><b><span lang="SV"> Membaca Gejala Stroke </span></b><span lang="SV"></span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (<i>completed stroke</i>). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (<i>stroke in evolution</i>).</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke berikut:</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Penglihatan ganda.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pusing.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bicara tidak jelas (<i>rero</i>).</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pergerakan yang tidak biasa.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketidakseimbangan dan terjatuh.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pingsan.</li>
</ul><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas, berhubungan dengan koma atau <i>stupor</i> dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Stroke juga bisa menyebabkan <i>edema</i> atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas.</span><b><span lang="SV"> </span></b><br />
<b><span lang="SV"> <span style="color: yellow;"> </span></span></b><br />
<b style="color: black;"><span lang="SV">Mendiagnosis Stroke </span></b></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan <i>imaging </i>(pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak (<i>Cerebrovascular Disease</i>/<b>CVD</b>), yaitu <i>Computed Tomography (</i><b><i>CT scan</i></b><i>)</i> dan <i>Magnetic Resonance Imaging</i> (<b><i>MRI</i></b>).</span></div><div style="text-align: justify;"><i><b><span lang="SV">CT scan</span></b></i><span lang="SV"> diketahui sebagai pendeteksi <i>imaging</i> yang paling mudah, cepat dan relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, <b><i>CT scan</i></b> kurang sensitif dibanding dengan <b><i>MRI</i></b>, misalnya pada kasus stroke hiperakut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan <b><i>CT scan</i></b> atau <b><i>MRI</i></b>. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunan pembuluh darah/getah bening melalui <i>kapilaroskopi</i> atau <i>fluoroskopi</i>.</span></div><div style="text-align: justify;"><b><span lang="SV"> <span style="color: yellow;"> </span></span></b><br />
<b style="color: black;"><span lang="SV">Penanganan Stroke </span></b></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika <b><i>recombinant tissue plasminogen activator</i></b><i> </i>(RTPA) atau <b><i>streptokinase</i></b> yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada <i>stroke in evolution</i> diberikan antikoagulan (misalnya <b><i>heparin</i></b>), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi <i>completed stroke</i>.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Pada <i>completed stroke</i>, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau <i>transient ischemic attack</i>, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan <b><i>manitol</i></b> atau <b><i>kortikosteroid</i></b>. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.</span></div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
<b><span lang="SV"> Masih Ada Harapan Untuk Sembuh </span></b></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini penting agar penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan pasien. </span>Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><i><b>Life style </b></i><b> Pencetus Stroke Usia Produktif </b></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Usia merupakan faktor risiko stroke, semakin tua usia maka risiko terkena strokenya pun semakin tinggi. Namun, sekarang kaum usia produktif perlu waspada terhadap ancaman stroke. Pada usia produktif, stroke dapat menyerang terutama pada mereka yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak dan narkoba (walau belum memiliki angka yang pasti).</span></div><div style="text-align: justify;"><b><i><span lang="SV">Life style</span></i></b><span lang="SV"> alias gaya hidup selalu menjadi kambing hitam berbagai penyakit yang menyerang usia produktif. Generasi muda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat dengan lemak dan kolesterol tapi rendah serat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Generasi muda yang perjalanan hidupnya masih panjang untuk mampu berkiprah dan bersaing dengan sumber daya manusia lain dari luar negeri. Kecacatan yang mereka sandang akibat serangan stroke, bukan hanya menjadi beban keluarga, tapi juga beban masyarakat secara umum.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Selagi stroke masih bisa dicegah, kenapa tidak mencoba?</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Pertama, dengan menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Kedua, pengendalian faktor-faktor risiko secara optimal harus dijalankan. Ketiga, melakukan medical check up secara rutin dan berkala dan si pasien harus mengenali tanda-tanda dini stroke.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV">Untuk mencegah “<b><i>the silent killer</i></b>” ini maka seseorang dianjurkan untuk mengurangi rokok, melakukan olah raga teratur, membatasi minuman beralkohol, dan menghindari stres berlebihan</span><i><span lang="SV" style="color: silver; font-size: 9pt;">.(y)</span></i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>RSUD Pasar Rebohttp://www.blogger.com/profile/09709511596964283153noreply@blogger.com0